Risiko Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu (stroke iskemik) atau saat pembuluh darah di otak bocor atau pecah (stroke hemoragik). Kondisi ini dipandang sebagai momok mengerikan lantaran di samping kemunculannya yang tiba-tiba, tingkat fatalitasnya pun tinggi.

Memang, risiko stroke dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti faktor genetik, usia, dan ras. Namun di samping itu, ada juga hal-hal yang bisa dikendalikan untuk menekan risiko stroke. Pasalnya, stroke ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan seperti pola makan dan gaya hidup sehari-hari.

Dikutip dari NBC News, berikut beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko terkena stroke.

1. Sering makan makanan tinggi lemak

Makanan yang melalui proses penggorengan dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

Dalam Konferensi Stroke Internasional American Stroke Associations (ASA), para peneliti dari University of North Carolina menyebut temuan bahwa wanita pasca menopause yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak memiliki insiden stroke iskemik 40 persen lebih banyak dibanding yang mengkonsumsi makanan rendah lemak.

2. Memilih hidup melajang

Sebuah studi di Universitas Tel Aviv terhadap lebih dari 10.000 pria Israel menemukan bahwa orang-orang yang menikah di usia paruh baya 64 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena stroke selama 34 tahun ke depan dibandingkan pria lajang.

Data tersebut disesuaikan dengan faktor lainnya seperti status sosial ekonomi, tekanan darah, dan merokok. Selain itu, pria yang merasa tidak puas dengan pernikahan nya juga sama berisikonya terkena stroke seperti pria lajang.

3. Merasa tidak bahagia

Kebahagiaan menjadi musik bagi sistem kardiovaskular seseorang. Para peneliti di University of Texas Medical Branch di Galveston pada 2001 melaporkan bahwa, seseorang yang lebih tua dengan suasana hati dan sikap positif dapat terlindungi dari stroke.

Bahkan peningkatan kebahagiaan secara bertahap, menurunkan 41 persen risiko pada pria dan 18 persen risiko pada wanita untuk terkena stroke.

4. Kelebihan berat badan

Menurut para peneliti dari University of Minnesota, kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko yang lebih tinggi mengalami stroke.

Pada sebuah penelitian yang dipresentasikan di International Stroke Conference, para peneliti mengamati 13.000 orang Amerika selama 19 tahun dan menemukan bahwa, orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) tertinggi lebih berisiko terkena stroke daripada seseorang yang memiliki IMT lebih rendah.

Menurut penulis studi, Hiroshi Yatsuya dalam sebuah pernyataan, hal tersebut berkaitan karena beberapa faktor risiko stroke dapat diperburuk dengan kondisi obesitas. Selain itu dirinya mengatakan bahwa tekanan darah tinggi dan diabetes menjadi penyebab terbesarnya.

5. Merokok

Kebiasaan merokok membuat seseorang lebih rentan terkena stroke. “Merokok hampir menggandakan risiko anda terkena stroke iskemik,” kata para ahli di John Hopkins Medicine.

Leave a Reply

Please sing in to post your comment or singup if you don't have account.