Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan teknologi baru Wolbachia bisa menjadi langkah baru dalam pengobatan demam berdarah (DBD) di Indonesia. Ia mengatakan angka kejadiannya masih lebih tinggi dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 10 per 100.000 orang.

Budi mengatakan, angka penderita demam berdarah di Indonesia mencapai 28,5 per 100.000 penduduk. Setiap tahunnya, sekitar 1.000 orang meninggal di Indonesia akibat demam berdarah.

Hingga 1.000 orang Meninggal di Indonesia Akibat DBD

Karena sekali lagi, dalam 50 tahun terakhir, kegiatan yang kita lakukan belum berhasil menurunkan jumlah orang yang tertular hingga 10 dari 100.000 orang, yang merupakan standar global WHO. Kita selalu di atas, tapi selalu ingin meningkat,” kata Menkes Budi saat ditemui detikcom, Selasa (29/11/2023).

Menurut dia, kasus DBD terus meningkat meski berbagai upaya telah dilakukan seperti program 3M, nebulisasi, dan pemberian vaksin DBD. Oleh karena itu, menurutnya Wolbachia baru bisa menjadi “angin segar” dalam upaya memerangi DBD di Indonesia.

Hal ini dibuktikan di jalanan Jogja pada tahun 2011-2012 dan mereka berhasil menurunkan angka DBD di bawah target WHO, kata Menkes. Oleh karena itu, jika kita tidak berbuat apa-apa, mengabaikan cara-cara yang ada, ada bukti kasus akan terus meningkat, sehingga kita harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan anak-anak kita, lanjutnya.

Ia juga mengatakan, program pencegahan DBD yang ada saat ini akan terus dilanjutkan. Namun program ini dilakukan bersamaan dengan teknologi Wolbachia yang diterapkan secara perlahan.

“Kami tidak menghentikan apa pun, kami hanya melihat jumlah penderita DBD terus meningkat. Artinya, langkah-langkah tersebut masih belum cukup untuk mengalahkan demam berdarah. “Di Jogja juga terbukti berhasil menurunkan standar WHO,” tutupnya.

 

Leave a Reply

Please sing in to post your comment or singup if you don't have account.