Diabetes

Berdasarkan Studi dan Penelitian Diabetes

Jumlah orang yang hidup dengan diabetes di seluruh dunia diprediksi mencapai 1,3 miliar pada 2050. Ini merupakan salah satu temuan utama dari penelitian tentang kasus diabetes global yang baru-baru ini diterbitkan di The Lancet.

Studi tersebut menganalisis dan mensintesis semua data epidemiologis yang tersedia tentang beban diabetes. Ini didefinisikan sebagai penurunan kesehatan akibat diabetes yang ditangkap melalui jumlah kasus, tingkat keparahan penyakit dan kematian.

Studi yang digagas oleh ilmuwan riset di Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington, Liane Ong, bersama rekannya, Lauryn Stafford, itu juga menyertakan lebih dari 27 ribu sumber data untuk menghasilkan perkiraan prevalensi diabetes, kecacatan, kematian, untuk 204 negara dan wilayah dari 1990 hingga 2021.

Menggunakan alat pemodelan yang memperhitungkan faktor sosiodemografi dan obesitas, Ong dan Stafford memproyeksikan prevalensi diabetes hingga 2050.

“Kami juga memperkirakan proporsi kecacatan dan kematian akibat diabetes yang disebabkan oleh faktor risiko spesifik yang terkait dengan obesitas, diet, aktivitas fisik, lingkungan atau pekerjaan, juga penggunaan tembakau dan alkohol,” demikian bunyi isi studi tersebut, dikutip dari Science Alert, Kamis (27/7/2023).

Adapun analisis tersebut adalah bagian dari “Studi Beban Penyakit, Cedera, dan Faktor Risiko Global” berskala besar yang telah menghitung penurunan kesehatan akibat ratusan penyakit, cedera, dan faktor risiko sejak 1990. Ribuan pakar kesehatan dan peneliti di seluruh dunia berkontribusi dan menggunakan estimasi dari studi ini, yang terus diperbarui.

Berdasarkan proyeksi dari Ong dan Stafford, setiap negara diperkirakan akan mengalami peningkatan kasus diabetes pada 2050. Di kawasan yang diperkirakan akan terkena dampak paling parah, termasuk Afrika Utara, Timur Tengah, dan negara kepulauan Pasifik, satu dari lima orang dapat hidup dengan diabetes pada 2050.

Di antara orang dewasa yang lebih tua di wilayah-wilayah itu, prevalensi diabetes diperkirakan akan lebih tinggi lagi. Sebagian besar kasus diabetes baru yang akan berlangsung dalam tiga dekade mendatang adalah diabetes tipe 2. Pada 2021 silam, obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2

Sebab, orang yang hidup dengan diabetes memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk meninggal dunia akibat penyakit utama lainnya, termasuk penyakit jantung iskemik dan stroke, serta komplikasi seperti kehilangan penglihatan dan borok kaki.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa tingkat obesitas akan terus meningkat. Belum ada program yang menunjukkan pengurangan obesitas yang berkelanjutan dan pada tingkat populasi.

Berdasarkan banyak penelitian, dua pendorong utama peningkatan kasus diabetes adalah penuaan dan obesitas. Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah berubah.

Untuk membalikkan tren tingkat obesitas ini, diperlukan pendekatan yang menargetkan faktor perilaku dan struktural yang terkait dengan menjaga pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.

Leave a Reply

Please sing in to post your comment or singup if you don't have account.