Jakarta – Di Australia, seorang wanita telah mendapat izin pengadilan untuk mengambil sperma mendiang suaminya. Pencabutan ini dilakukan setelah kedua anaknya meninggal dalam kecelakaan berbeda.

Wanita tersebut segera mengajukan gugatan menyusul kematian suaminya yang berusia 61 tahun akhir tahun lalu. Hakim Fiona Seaward mengizinkan wanita tersebut menerima sperma dari mendiang suaminya, yang jenazahnya disimpan di Kamar Mayat Perth.

Menurut ABC News, pengadilan mendengar bahwa pasangan tersebut telah berdiskusi untuk memiliki anak lagi selama bertahun-tahun setelah putri mereka yang berusia 29 tahun tenggelam saat memancing pada tahun 2013 dan putra mereka yang berusia 30 tahun meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 2013. 2019.

Wanita Australia mendapat izin mengambil sperma dari suaminya

Wanita yang tidak dapat disebutkan namanya itu mengatakan kepada pengadilan bahwa dia dan suaminya berdiskusi untuk memiliki ibu pengganti di luar negeri untuk mengandung anak mereka menggunakan sperma pria tersebut. 62 studi Alkitab seseorang diberitahu anak -anak, tetapi tes berkomentar untuk mempertimbangkannya dengan OVF.

Pengadilan tahu bahwa 20 sepupu secara sukarela menjadi ibu dari Hawa dan IVF, tetapi mereka hidup dalam hukum waktu tepat waktu. waktu sebelum melanjutkan.

Mengabulkan permintaan tersebut, Hakim Fiona Seaward mengizinkan wanita tersebut melepaskan spermanya tetapi tidak menggunakannya karena dia memerlukan perintah pengadilan terpisah.

“Undang-undang ini hanya mengizinkan pengumpulan spam dan bukan merupakan izin penggunaan spam oleh pemohon, serta tidak mempertimbangkan apakah pemohon dapat atau akan memenuhi persyaratan undang-undang tersebut,” jelasnya. dikatakan.

Australia Barat tidak mengizinkan pasca pembuahan. Untuk mengambil langkah selanjutnya dan menggunakan barang tersebut, wanita tersebut harus mengajukan permintaan untuk memindahkan barang tersebut ke yurisdiksi lain yang menyetujui prosedur tersebut.

Dalam keputusannya, Seaward menyalahkan rumah sakit karena gagal menyediakan “pegawai yang ditunjuk” untuk merawat wanita tersebut tepat waktu, sehingga menghindari perlunya sidang pengadilan yang dipercepat.

“Sangat mengecewakan bahwa pemohon diminta ke pengadilan dengan cara yang begitu mendesak dan agresif untuk mendapatkan perintah yang, jika pejabat terpilih yakin telah memenuhi semua prinsip, dapat diberikan dengan cepat dan efisien,” dia dikatakan.

Leave a Reply

Please sing in to post your comment or singup if you don't have account.